IMAN KEPADA
MALAIKAT
A. Pengertian Iman Kepada Malaikat
Iman
kepada malaikat artinya percaya bahwa malaikat adalah makhluk ghaib, yang asal
kejadiannya dari nur (cahaya). Mereka memiliki akal dan tidak memiliki nafsu.
Karena itu, mereka senantiasa patuh kepada Allah SWT serta tidak pernah
mendurhakai-Nya.
Hukum
beriman kepada adanya malaikat adalah fardlu ‘ain. Seorang yang mengaku
beragama Islam, jika tidak percaya kepada malaikat dapat dianggap murtad (keluar
dari agama Islam). Perintah untuk beriman kepada malaikat terdapat dalam
Al-Qur’an maupun dalam hadits Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman
“Segala mereka yang beriman, semuanya beriman kepada
Allah dan malaikat-Nya” (Al-Baqarah (2): 285)
Jumlah para
malaikat itu tidak terhingga banyaknya dan hanya Allah yang mengetahuinya.
Dalam Al-Qur’an dinyatakan: “Dan tidak ada yang mengetahui tentara
(malaikat) Tuhanmu, melainkan Dia sendiri” (QS. Al-Muddatstsir (74): 31).
Di
antara malaikat yang banyak itu ada sepuluh malaikat yang wajib diketahui
nama-namanya berikut tugasnya masing-masing:
1. ”Malaikat Jibril”, tugasnya
menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan Rasul.
“Dan Sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta
alam, Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), Ke dalam hatimu (Muhammad)
agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan” (QS. Asy-Syu’araa (26): 192-194)
2. ”Malaikat Mikail”:
tugasnya menyelenggarakan pembagian dan penyaluran rizki kepada makhluk
3. ”Malaikat Israfil”:
tugasnya meniup sangkakala (terompet) untuk memberi tanda terjadinya kiamat,
dan juga bangkit dari kubur
“Dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah siapa yang di langit dan di bumi
kecuali siapa yang dikehendaki Allah. kemudian ditiup sangkakala itu sekali
lagi Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)” (QS. Az-Zumar 68)
“Dan ditiuplah
sangkalala, Maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju)
kepada Tuhan mereka” (QS. Yasin
(36): 51)
4.
“Malaikat Izrail”:
tugasnya mencabut nyawa makhluk apabila ajalnya sudah tiba
“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari
daripadanya” (QS. Qaaf (50): 19)
“Katakanlah: Malaikat maut yang diserahi untuk
(mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan
dikembalikan” (QS.
As-Sajdah (32): 11)
5.
“Malaikat Ridwan”:
tugasnya menjaga surga
“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan
dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan (pula). sehingga apabila mereka
sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada
mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu.
Berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya” (QS. Az-Zumar (39): 73)
6. “Malaikat Malik”:
tugasnya menjaga neraka
“Orang-orang
kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. sehingga apabila mereka
sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka
penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di
antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu
akan pertemuan dengan hari ini?" mereka menjawab: "Benar (telah
datang)". tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang
yang kafir” (QS.
Az-Zumar (39): 71)
7. ”Malaikat Raqib”:
tugasnya mencatat perbuatan baik yang dilakukan oleh hamba Allah, termasuk
ucapan dan niat.
8. ”Malaikat Atid”: mencatat
perbuatan buruk yang dilakukan oleh hamba Allah, termasuk ucapan dan niat.
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya
melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir (Raqib dan Atid)”
(QS. Qaaf
(50): 18)
“Padahal
sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu),
Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), Mereka
mengetahui apa yang kamu kerjakan, Sesungguhnya orang-orang yang banyak
berbakti benar-benar berada dalam syurga yang penuh kenikmatan, Dan
sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka (QS.Al-Infithaar (82):10-14).
9.
“Malaikat Munkar”:
memeriksa dan menanyai manusia ketika berada di alam kubur
10.
”Malaikat Nakir”:
sama dengan malaikat Munkar, yaitu menanyai manusia di alam kubur. Nabi SAW
bersabda :
“Munkar dan
Nakir masuk menemui orang mati di dalam kuburnya, keduanya mendudukkannya” (HR. Ad-Dailami dari Anas)
B.
Kedudukan Manusia dalam Beriman kepada
Malaikat
Kedudukan manusia dalam mengimani malaikat berbeda dengan
kedudukan manusia mengimani Allah SWT. Dalam
beriman kepada Allah, manusia tidak cukup hanya dengan meyakini dalam hati,
tetapi harus mengakui secara lisan dan membuktikan dengan amal perbuatan. Ini
disebabkan karena manusia sebagai makhluk, sedangkan Allah SWT sebagai khaliq-nya.
Menurut logika, sudah semestinya makhluk tunduk patuh kepada penciptanya.
Adapun dalam rangka beriman kepada malaikat, manusia hanya disuruh oleh Allah
SWT untuk mengimani atau mempercayainya saja dengan cara-cara yang sesuai
dengan petunjuk-Nya dalam kitab suci Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW.
Menurut
akidah Islamiyah, malaikat hanyalah makhluk Allah yang ghaib, yang selalu taat
patuh dan tidak pernah durhaka kepada Allah SWT, tetapi juga tidak bisa
memberikan pertolongan kepada manusia. Firman Allah SWT:
" Dan mereka
berkata: "Tuhan yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak",
Maha suci Allah. sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang
dimuliakan, Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan Perkataan dan mereka
mengerjakan perintah-perintahNya, Allah mengetahui segala sesuatu yang di
hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi
syafaat, melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu
berhati-hati karena takut kepada-Nya” (QS.
Al-Anbiya (21): 26-28)
C.
Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan
Malaikat di Sisi Allah SWT
Persamaan antara manusia dan malaikat adalah sama-sama
makhluk ciptaan Allah SWT, yang mendapat perintah Allah SWT untuk menghambakan
diri kepada-Nya. Adapun
perbedaannya adalah:
Manusia
|
Malaikat
|
||
1.
|
Makhluk syahadah
|
1.
|
Makhluk ghaib
|
2.
|
Dijadikan dari tanah liat
|
2.
|
Dijadikan dari nur (cahaya)
|
3.
|
Makan, minum, tidur
|
3.
|
Tidak makan, tidak minum, tidak
tidur
|
4.
|
Ada yang taat dan ada yang durhaka
|
4.
|
Semua taat kepada Allah setiap
waktu
|
5.
|
Mempunyai nafsu
|
5.
|
Tidak mempunyai nafsu
|
6.
|
Selain Nabi (rasul), manusia
mempunyai dosa
|
6.
|
Seluruh malaikat suci dari dosa
|
7.
|
Memiliki akal pikiran dinamis
|
7.
|
Memiliki akal pikiran yang
bersifat statis
|
Malaikat lebih dulu diciptakan daripada manusia. Perhatikan dialog Allah SWT dengan
malaikat dalam ayat Al-Qur’an berikut ini:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah
di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui.” (QS.
Al-Baqarah (2): 30)
D.
Fungsi Iman kepada Malaikat
Fungsi iman
kepada malaikat antara lain
sebagai berikut:
1.
Memberi dorongan kepada orang beriman untuk meningkatkan iman dan keyakinannya
kepada kemahakuasaan Allah SWT. Hal ini disebabkan adanya kesadaran bahwa Allah
SWT tidak hanya berkuasa menciptakan makhluk-Nya yang syahadah (nyata),
tetapi juga berkuasa menciptakan makhluk-Nya yang ghaib (tidak nampak)
seperti malaikat.
2.
Memberi dorongan kepada orang yang beriman untuk berusaha menjadi Muslim yang
betul-betul bertaqwa kepada Allah SWT. Hal ini karena adanya kesadaran bahwa
Allah SWT akan mencintai setiap Muslim yang betul-betul bertaqwa dan bahkan
diperintahkan-Nya malaikat Jibril untuk mencintai Muslim itu pula.
3.
Setiap orang yang beriman berkeyakinan bahwa rizki yang diperoleh masing-masing
manusia pada hakekatnya sudah diatur dan ditentukan oleh Allah SWT melalui
malaikat Mikail. Keyakinan tersebut memberi dorongan kepada setiap orang
beriman untuk menerima dengan ikhlas rizki yang diperoleh, kemudian
mensyukurinya dengan cara menggunakan rizki itu untuk hal-hal yang diridlai
Allah SWT. Orang yang mensyukuri nikmat Allah SWT dengan cara tersebut sudah
tentu akan memperoleh tambahan nikmat. Sebagaimana firman Allah SWT:
”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim
(14): 7)
4.
Setiap orang beriman berkeyakinan bahwa sikap dan perbuatannya sellau
dilihat dan dicatat oleh malaikat Raqib dan Atid. Firman Allah SWT:
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya
melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir (yaitu Raqib
pencatat kebaikan dan Atid pencatat keburukan)” (QS.
Qaaf (50): 18)
5.
Setiap orang beriman berkeyakinan bahwa Allah SWT telah memerintahkan malaikat
Izrail untuk mencabut nyawa masing-masing manusia, serta malaikat Munkar dan
Nakir untuk menanyai manusia di alam kubur tentang amal perbuatannya di dunia.
Allah SWT berfirman:
“Yang
menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS. Al-Mulk (67): 2)
E. Perilaku sebagai cerminan Iman kepada Malaikat:
1.
Setelah mengetahui kedudukan dan tugas Malaikat, menjadikan kita lebih bertaqwa
dan beriman kepada Allah.
2.
Adannya Malaikat yang selalu mencatat amal perbuatan kita, mendorong kita
untuk selalu bermal sholeh dan gigih dalam menjauhi
larangan-larangan Allah
3. Selalu berhati-hati dalam
bertindak, sehingga tidak terjebak kedalam perbuatan kemaksiyatan yang
menyebabkan siksaan api neraka
4. Tidak akan berperilaku sombong,
karena malaikat akan selalu mencatat perilaku manusia.
5. Hati kita akan merasa tenang dan
jiwa kitamerasa tentram, sebab kita tidak sendirian, malaikat selalu menyertai
kita kapanpun dan dimanapun kita berada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar