Biografi Pelukis Herri Soedjarwanto
Herri Soedjarwanto yang dikenal sebagai
seniman pelukis asal Solo, tapi 'numpang' lahir di Jombang ini,
tergolong pelukis ‘otodidak’. Ia salah satu pewaris tekhnik realisme
Dullah yang terpenting.
Herri yang pernah menjadi murid dan kemudian asisten Dullah itu,
sangat dekat dengan mantan pelukis Istana
Presiden Soekarno itu. Bahkan selama 5 tahun (1978-83 )
Herri pernah tinggal serumah dengan ‘Raja Realisme’ itu, di “Sanggar
Pejeng“ Bali. Tak heran bila kemudian Herri dikenal sangat menguasai
tehnik Dullah, sehingga pada saat itu, meskipun tercatat sebagai murid termuda,
Herri diangkat sebagai asisten Dullah dan ditugasi untuk
membimbing pelukis-pelukis Sanggar Pejeng lainnya.
Selain pada Dullah, Herri Soedjarwanto juga berguru dan mendapat
didikan visi misi kesenimanan dari S.Sudjojono ( Bapak seni
lukis modern Indonesia ).
Saat ini, tahun 2010 , Herri diundang untuk mengajar di Fakultas
Seni Rupa ISI Surakarta , Jurusan Seni Murni dengan status
sebagai “Dosen Luar Biasa”.
Karya Herri Soedjarwanto
Baru-baru ini, Januari tahun 2015, karya lukisannya "Pak Harto si Anak
Desa" terpilih menjadi cover sebuah buku ilmiah yang terbit di Inggris.
Buku "ILLIBERAL DEMOCRACY in Indonesia..." ditulis oleh David
Bourchier seorang profesor Australia, diterbitkan oleh ROUTLEDGE penerbit
legendaris Inggris (berdiri sejak tahun 1836, yang menerbitkan banyak buku
tokoh sekaliber Albert Einstein dll).
Herri Soedjarwanto melukis berbagai tema. Dari keindahan alam, bunga,
manusia yang menawarkan kesegaran dan kebahagiaan, sampai problem sosial
kemanusiaan, yang membuat dahi berkerut... Dari tema umum yang bersahaja,
sampai tema serius yang rumit dan berat.. Dia melukis semua itu dalam berbagai
corak, dan tehnik ungkap, dari yang realis-naturalis sampai ke
impresif-ekspresif.
Karyanya dikoleksi antara lain :
- Istana Negara RI, Jakarta
- Museum Purna Bhakti Pertiwi (museum Pak Harto) Jakarta
- Gedung Negara Grahadi, Surabaya
- Wisma Lukisan TMII , Jakarta
- Museum Dullah Solo
- Museum Rudana, Bali
- Para tokoh, pejabat, kolektor dalam dan luar negeri, gallery ,dll.
Ada karyanya yang dimuat di dalam buku-buku yang diedarkan ke seluruh
dunia. Lukisan yang berjudul "The Newly Wed Ari Putra and Hellena" ("Tatapan
Cinta" ) dimuat dalam buku "BALI INSPIRES, MASTERPIECES
OF INDONESIAN ART" ( tahun 2011) yang ditulis oleh JEAN COUTEAU
(Perancis). Satu karyanya yang lain dimuat dalam buku:“Treasures of Bali,
a Guide to Museums in Bali” terbitan 'Gateway Books
International' berkolaborasi dengan 'Museums Association of Bali'. (
th 2006 )
Salah satu karyanya masuk Finalis Seni Lukis Tingkat Nasional : “
INDONESIAN ART AWARDS 1999 “ yang diadakan YSRI dan PHILIP MORRIS. Masuk
seratus karya terbaik dari sekitar 3000an karya yang diseleksi. Kemudian 100
karya-karya itu dimuat dalam katalog pameran dan dipamerkan bersama dalam
pameran bertajuk: “ A STROKE OF GENIUS disponsori PHILIP MORRIS ”
Pameran Lukisan
Sejak th 1978, lebih dari 60 pameran di berbagai kota besar telah
diikutinya. Tiga pameran terakhir :
- Nopember 2009, Herri diundang Museum Rudana Bali, untuk turut serta dalam pameran “The Spirit of Balinese Art” bersama Srihadi Sudarsono, Nyoman Gunarsa, Made Wianta, Made Jirna, Ida Bagus Indra, Nyoman Erawan dll, Pameran berlangsung di InterContinental Bali Resort, Jimbaran.
- Pameran Seni Rupa "Ratu Kidul dan Dunia Mitos Kita" di Balai Soedjatmoko ( Bentara Budaya-nya Solo) tgl 24-30 April 2010, ( Pameran dikuti pelukis senior yang cukup ternama seperti Djoko Pekik, Ivan Sagito, Nasirun, I Gusti Nengah Nurata, Suatmadji dan lain-lain.)
- Bali Inspires : Art Exhibition : Inspiration from Bali to the World. di Museum Rudana , Bali. 21-Mei-2011- dan seterusnya
Catatan lain-lain
- Pada usia 18 th, diterbitkan karya pertamanya yang berupa komik "Si Tongkat Sakti”( 7 jilid ) dengan naskah Asmaraman S Kho Ping Hoo. ( 1976 – 77 ).
- Pada umur 20 th, karya lukis kolosalnya ( 2,5x 1,5 m ), untuk pertama kalinya, terpajang di Istana Negara RI, Jakarta.
- Awalnya ,.. 1977 akhir – 1983 Herri aktif di “ Sanggar Pejeng “ Bali, asuhan Dullah.
- Th1979- Berdasarkan seleksi karya ia dipilih dan dipercaya Dullah, untuk menggarap lukisan “penting dan bergengsi” yang diincar oleh semua murid Dullah ketika itu. Sebuah lukisan besar kolosal tentang pak Harto (Presiden RI)
- Hal itu menjadi catatan sejarah penting bagi Herri: Pada umur 20 th, baru belajar setahun, karya lukis kolosalnya ( 2,5x 1, 5 m ), sudah terpajang di Istana Negara RI Jakarta. Kuratornya langsung Dullah sendiri setelah memilih dari puluhan muridnya, yang beberapa diantaranya bahkan sudah 9 tahun lebih belajar pada Dullah.
- Selanjutnya, raja Realisme Indonesia itu menunjuk Herri sebagai asistennya dengan tugas khusus sebagai pengajar dan pembimbing teknis melukis di studio maupun alam terbuka, selain tugas rutin lainnya.
Berikut Karyanya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar