Keren, Blora Jadi Pilot Project Teknologi Ramah Lingkungan CCS di Asia Tenggara
infoblora.com on Aug 4, 2016 | 10:30 AM
Bupati Blora H.Djoko Nugroho menyimak Wakil Rektor ITB yang sedang menyampaikan materi sosialisasi teknologi CCS. (foto: ag-infoblora) |
Teknologi
CCS tersebut telah disosialisasikan pada Rabu (3/8) di Pendopo Rumah Dinas
Bupati Blora oleh Wakil Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Bidang
Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan Prof. Dr. Wawan Gunawan A Kadir bersama
ilmuwan Dr. Masami Hato dari Waseda University Jepang, Dr. Toru Takahashi dari
Fukuda Geological Institute dan Mr. Isamu Kuboki dari JICA Jepang.
Secara
langsung Bupati Blora H.Djoko Nugroho membuka acara sosialisasi teknologi CCS yang
dihadiri segenap jajaran Forkopimda, SKPD se Kabupaten Blora, kalangan
akademisi migas, serta pelaku industri
pertambangan migas.
“Terimakasih,
arigatou gozaimasu Mister, sudah datang di Kabupaten Blora untuk melaksanakan
sosialisasi teknologi ramah lingkungan. Sebelumnya ini Blora sudah disurvey
beberapa tahun dan tahun depan kabarnya akan mulai dilaksanakan. Hebatnya ini
yang pertama kali di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Kita harus berbangga dan
seluruh jajaran pemerintahan harus mendukungnya,” kata Bupati.
Usai sosialisasi, Bupati dan ilmuwan pengusung teknologi CCS foto bersama (foto: ag-infoblora) |
“Gas
karbon yang dibuang dengan cara dibakar itu akan kita tangkap agar tidak
memperparah pemanasan global, lalu kita tanam ke sumur bawah tanah. Yang
asalnya dari bumi, kita injeksikan lagi ke dalam bumi sehingga pencemaran bisa
berkurang. Rencananya gas karbon dari Gundih tersebut akan kita tanam di sumur
Jepon-01,” ucap Prof Wawan.
Ia
membenarkan jika proyek ini baru pertama kali dilaksanakan di Indonesia dengan
mengambil wilayah Blora sebagai pilot project percontohannya. “Se ASEAN pun,
baru ini yang akan dilaksanakan. Singapura juga sedang akan merintis. Sedangkan
di Asia, Jepang yang pertama kali menerapkan sejak 2004. China juga sedang
melaksanakan. Semoga saja kita tidak disalip China,” lanjut Prof Wawan.
Dirinya
menjelaskan, masalah pemanasan global kini sudah menjadi masalah dunia, tidak
hanya maasalah Indonesia saja. Jika gas karbon hasil industri terus menerus
dilepaskan di udara, tidak mustahil es di kutub utara dan kutub selatan akan
mencair yang akibatnya lebih dari 1000 pulau kecil di Indonesia bisa tenggelam.
“Indonesia
memang memiliki 17 ribu pulau, tapi bukan berarti kehilangan 1000 pulau itu
tidak berpengaruh. Jakarta saja bisa tenggelam nanti jika kutub mencair. Jangan
sampai hal itu terjadi, kita cegah bersama dengan teknologi ini,” terang Prof
Wawan.
Menurutnya
nanti Indonesia khususnya Blora akan menjadi nomor 4 di dunia yang menerapkan teknologi
CCS. Sangat ramah lingkungan karena
menyerap kadar CO2.
“Karbon
CO2 dari CPP PPGJ Gundih yang ada di Desa Sumber Kecamatan Kradenan akan
ditangkap dan diangkut menggunakan truk untuk diinjeksikan ke lapangan sumur
Jepon-01. Kami ambil memilih lapangan gas Blok Gundih sebagai lokasi
penangkapan karbon, karena industri gas di lokasi ini memiliki kadar CO2 cukup
besar yakni 20 persen,” ujarnya.
Progres
saat ini sudah dilakukan tahap persiapan injeksi meskipun injeksi sendiri akan
dilakukan pada 2017. Program itu mendapatkan pendanaan dari sejumlah lembaga
donor dan dari Kyoto University Jepang. “Jika ini berhasil maka Blora akan bisa
menurunkan kadar emisi CO2 dan sekaligus keberhasilan nasional. Kami minta
dukungan semua pihak, semoga ini berhasil,” pungkasnya. (ag-infoblora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar