Masukkan keyword yang anda cari di sini

Minggu, 07 Agustus 2016

Berpotensi Jadi Wisata Edukasi, Situs Goa Kidang Punya Keistemewaan

infoblora.com

Sejak tahun 2005 para peneliti mulai melakukan penelitian di situs Goa Kidang Kecamatan Todanan. (foto: dok-ib)
BLORA. Setelah beberapa kali dilakukan penelitian di situas Goa Kidang Desa Tinapan Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora. Ternyata ada banyak peninggalan kehidupan manusia prasejarah di tempat tersebut dan berbeda dengan temuan serupa yang ada di wilayah lain.

Kondisi ini mengindikasikan bahwa kawasan Goa Kidang banyak terdapat peninggalan zaman prasejarah dan berpotensi dikembangkan menjadi lokasi wisata edukasi yang berkaitan dengan kehidupan manusia prasejarah.

Peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta yang sudah beberapa tahun melakukan observasi dan ekscavasi di Goa Kidang, mengungkapkan ada beberapa keistimewaan situs prasejarah di goa yang letaknya tidak jauh dari Pabrik Gula PT.GMM tersebut.

Aktifitas penggalian situs manusia prasejarah di Goa Kidang. (foto: dok-ib)
Ketua Tim Peneliti Gua Kidang dari Balai Arkeologi Yogyakarta Indah Asikin Nurani belum lama ini mengatakan artefak-artefak yang ditemukan di situs Goa Kidang menunjukkan bahwa manusia prasejarah yang pada masa lalu cara menghuninya sudah mulai cerdas.

“Dari sisi teknologinya, beda dengan manusia-manusia prasejarah di gua-gua yang ada di Gunung Sewu. Di Goa Kidang, sudah mulai cerdas. Jadi lebih istimewa dibandingkan temuan di seluruh Jawa,” katanya.

Ia menambahkan kebanyakan perkakas prasejarah yang ditemukan di Gunung Sewu terbuat dari batu, sementara di Goa Kidang temuan semacam itu tidak terlalu menonjol.

“Di Goa Kidang sumber bahan bakunya hampir tidak ada. Ada tapi tidak menonjol, bahan bakunya dari batu gamping,” lanjutnya.

Perkakas manusia prasejarah di Goa Kidang, menurut dia, kebanyakan terbuat dari tulang dan cangkang yang tingkat kesulitan proses pembuatannya lebih tinggi ketimbang perkakas batu. “Untuk membuat lancipan misalnya, cara pemangkasannya harus lebih berhati-hati,” kata Indah.

Perbedaan yang mencolok, perlu kecanggihan dalam pemahaman pemangkasannya. Berbeda ketika membuatnya dengan batu. Indah menjelaskan pada zaman prasejarah perkakas-perkakas tersebut digunakan untuk mengorek, mengolah tanah, atau juga mengolah makanan.

Temuan artefak-artefak yang berbeda itu membuat situs Goa Kidang mendapat perlakuan khusus. Para periset ingin menelitinya secara berkelanjutan dari tahun ke tahun.

“Terakhir penelitian pada April hingga Mei kemarin. Meski, tidak bisa dipastikan apakah akan ada temuan baru atau tidak. Karena ini misteri semua. Sebenarnya penelitian dihentikan saat ini bisa saja, tapi siapa yang tahu nanti akan ada temuan yang lebih lagi. Jadi, kalau target kapan selesainya, tidak bisa ditentukan,” jelasnya.

Ia menambahkan penelitian situs Goa Kidang pertama dilakukan pada 2005 dan sempat terhenti pada 2008 dan dilanjutkan tahun berikutnya. Lalu pada 2010, Balai Arkeologi Yogyakarta menemukan tulang kaki manusia prasejarah setelah melakukan penggalian sedalam 170 centimeter dan melanjutkan riset pada 2011.

“Pada 2012 kembali ada temuan, berupa dua rangka manusia prasejarah. Kedalaman sekitar 105-115 sentimeter. Letak keduanya tak terlalu jauh. Dua rangka ini lebih utuh dibandingkan sebelumnya. Bahkan salah satunya jari-jarinya lengkap. Hanya kepalanya tidak ada. Rangka itu posisinya duduk, seperti orang yang dipentingkan,” ungkapnya.

Untuk tetap mengamankan potensi nilai prasejarah tersebut, ia berharap kedepan kawasan situs Goa Kidang bisa terus dilindungi agar terhindar dari pihak-pihak jahil yang tidak bertanggungjawab. “Tempat ini bisa menjadi museum kehidupan manusia prasejarah dan wisata edukasi. Jangan sampai rusak,” pesannya. (Pranyoto | Jo-ib)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar